Tata Cara Perawatan Ari-Ari Bayi sesuai Adat Jawa: Tradisional, Unik, dan Menarik

- Minggu, 30 April 2023 | 17:00 WIB
Ari-Ari Bayi
Ari-Ari Bayi

Fokus Surabaya - Orang Jawa akan melakukan perawatan pada ari-ari bayi yang baru dilahirkan sesuai dengan adat Jawa.

Membahas tentang adat Jawa memang tak akan ada habisnya. Mulai dari manusia sebelum lahir sampai meninggal pun akan tetap berbalut dengan adat istiadat yang dipercaya.

Pada waktu bayi lahir ususnya perlu diurut dengan maksud agar darahnya berkumpul, setelah itu ususnya dipotong.

Darah yang keluar dari usus yang dipotong tadi dioleskan ke bibir bayi yang baru lahir itu, maksudnya ialah agar bayi itu sehat dan kuat.

Selang beberapa saat setelah lahirnya bayi, keluarlah plasenta atau disebut juga ari-ari. Setelah ari-ari itu terlepas dari ususnya dan terpisah dengan bayi itu, kemudian ari-ari dimasukkan ke dalam kendil yang masih baru.

Baca Juga: Sinopsis FIlm Sewu Dino, Film yang Ditonton Sebanyak 2,1 Juta Kali Sejak 9 Hari dari Pemutaran Perdananya

Sebelum ari-ari itu dimasukkan ke dalam, kendil itu terlebih dahulu dicuci sampai bersih. Setelah ari-ari dimasukkan ke dalam kendil, kemudian dimasukkan pula bunga/kembang setaman, kembang boreh, minyak wangi, kunyit, garam, jarum jahit, benang, kemiri, gereh petek, sirih yang digulung dan diikat benang serta uang logam.

Kendil yang telah terisi ari-ari dengan bermacam-macam syarat seperti tersebut di atas, kemudian ditutup dengan lemper batu.

Lemper adalah semacam piring kecil yang terbuat dari tanah liat. Kendil harus tertutup rapat-rapat.

Setelah itu, kendil tadi dibungkus dengan kain mori (kain putih) baru secukupnya, kemudian ditanam di tanah.

Selama 40 hari tanaman ari-ari itu selalu diberi lampu dan dipagari menggunakan bambu, agar terang dan bila ada kucing atau anjing akan merusak tanaman ari- ari dapat diketahui.

Baca Juga: 4 Alasan Seseorang Menguap secara Tiba-Tiba saat Tengah Melakukan Aktivitas

Ada beberapa cara memperlakukan plasenta, yaitu:

1. Ari-ari yang telah dimasukkan ke dalam kendil dan terbungkus mori "tilabuh/dilarung" atau dihanyutkan ke laut atau ke sungai.

Halaman:

Editor: Qamara Tsaqib

Sumber: Buku Thomas Wiyasa Bratawidjaja: Upacara Tradisional Masyara

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X