Keistimewaan Gelar 'Raden Mas' dan Siapa Saja yang Berhak Atas Gelar Kebangsawanan Jawa tersebut?

Fokus Surabaya - Uraian peraturan menyandang gelar "raden mas"  bukan berarti akan mengingatkan dan menghidupkan kembali sistem feodalisme, tetapi dimaksudkan agar masyarakat umum dan masyarakat Jawa mengenal adat istiadat kerabat keraton.

Misalnya kita mengambil contoh pembangunan kembali Keraton Surakarta yang mengalami musibah terbakar.

Pembangunan kembali keraton tersebut bukan berarti akan membangun kembali feodalisme tetapi untuk melestarikan budaya bangsa yang tinggi nilainya.

Pada saat sekarang keluarga bangsawan baik dari Yogyakarta maupun Surakarta sudah terpencar ke seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Contoh Sambutan Ketua Panitia Acara Halal Bihalal Bahasa Jawa yang Singkat, Menyentuh Hati, dan Mudah Dipahami

Mereka ada yang masih mencantumkan titel kebangsawanannya, ada yang tidak ingin mencantumkannya.

Sementara ada yang mencantumkan titel kebangsawanannya hanya pada waktu-waktu tertentu misalnya upacara resmi dalam lingkungan keluarga atau di keraton.

Apabila bangsawan tersebut sebagai pejabat pemerintah titel kebangsawanannya tidak disandang, cukup menyandang jabatannya saja.

Peraturan menyandang gelar raden mas diatur dalam Bijblad no. 13711, 13888. Seseorang yang berhak menyandang gelar raden mas adalah semua keturunan raja baik garis keturunan pria maupun wanita sampai keturunan keempat dari:

a. Yang Mulia Kanjeng Susuhan di Surakarta.

b. Yang Mulia Kanjeng Sultan di Yogyakarta.

c. Yang Mulia Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aria Mangkunegara.

d. Yang Mulia Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Haria Paku Alam.

Baca Juga: ANTI BERBELIT-BELIT! Ini Contoh Sambutan Ketua Panitia Halal Bihalal yang Singkat, Ringkas, dan Menyentuh Hati